Blogger Template Style Name: Picture Window Designer: Josh Peterson URL: www.noaesthetic.com

Kamis, 01 Desember 2011

" Hijabku‏ "


"Kematian", ya, kematian adalah perkara yang pasti, menakutkan, mengerikan dan menggelisahkan.Seseorang mungkin saja terhalang untuk berbuat maksiat lantaran tiba-tiba terbetik kematian di benaknya; kenikmatan di hadapan sekilat sirna, makan tak nikmat, tidur terasa sulit, beraktifitas pun serba hati-hati.
Sebaliknya, jarang mengingat mati membuat maksiat rentan terjadi, semua bentuk kenikmatan disapurata, lantaran jiwa tiada terbendung, nurani tak terbebani, ujung-ujungnya lupa daratan, kemudian tiba-tiba ajal menjemput.
Siapa pun yang sering terbayang kematian dibenaknya, tentu akan termotifasi untuk beribadah, mencintai amalan apa pun yang bernilai ibadah di sisi Allah meski terkadang berat, terdorong harapan agar diringankan tantangan dan rintangan yang telah pasti terbentang dalam perjalan menuju ke alam akhirat. Berawal dari kematian sebagai gerbangnya, kemudian Fitnah Kubur, Yaum Makhsyar, al-Mizan, as-Shirath, hingga berakhir di Dar al-Baqa'; Surga atau Neraka.

Kata nabi "
perbanyaklah mengingat yang menghancurkan segala kelezatan! (kematian)"

Namun manusia, terkadang hatinya lebih dominan pada satu jenis amalan tanpa amalan yang lain, yang memang Allah mudahkan baginya. Sebab, Allah
Azza wa Jall telah membagi-bagi kunci JannahNya melalui amalan-amalan tertentu, sebagaimana Ia membuka pintu-pintu rezekiNya.

Akhirnya kita pun sering mendengar bahkan menyaksikan seseorang yang menghembuskan nafas terakhirnya dalam rangka menjalankan satu bentuk ibadah. Ada yang mati dalam keadaan sujud, berjihad, dalam perjalanan menuntut ilmu syar'i, berpuasa dan lain sebagainya, dikarenakan amaliah itulah yang besar di hatinya.

Sebaliknya juga demikian. Kita dengar orang yang mengakhiri hidupnya dengan kalimat terakhir berupa bait-bait lagu dan nyanyian, lantaran hatinya lebih terpaut dengan hal itu dari pada dzikir dan al-qur'an.
Waliyadzubillah!

Sebuah kisah yang begitu menakjubkan tentang seorang muslimah dalam keterpautan hatinya dengan hijabnya.

Salim al-Mishry adalah seorang lelaki yang telah Allah
Azza wa Jall selamatkan pada sebuah insiden karamnya sebuah kapal.
Ia menuturkan kisah istrinya yang wafat karena tenggelam dalam perjalanan kembali dari ibadah haji.

Ia berkata :
"Semua berteriak,
'kapal akan tenggelam…!', dan Aku pun berteriak, 'ayo keluar…'"

"
Demi Allah!, Aku 'tak 'kan keluar hingga Aku telah memakai hijabku dengan sempurna, …" ucap sang isteri.

"
Saat sekarang berhijab…!!!,keluarlah, Kita akan tenggelam …", kata Salim mengingkari.

"
Demi Allah!, Aku tidak akan pernah keluar kecuali jika betul-betul telah mengenakan hijab dengan sempurna. Jika Aku mati, Aku akan menghadap kepada Allah dalam ketaatan." Tutur sang isteri.

Ia pun memakai hijabnya, lalu keluar bersama sang suami.

Ketika telah nampak bahwa semuanya akan tenggelam, dan tak satupun yang akan selamat, Ia pun bergantung pada suaminya, dan berkata:

"
Aku bersumpah karena Allah atasmu, Apakah engkau telah ridho padaku?."

Salim tertangis.

"
Apakah engkau telah ridho padaku?, Aku ingin mendengarnya darimu!". Sang isteri bertanya kembali.

Salim pun menjawab :
"
Demi allah!, Aku telah ridho padamu."

Maka mengalirlah airmata sang istri sambil mengucapkan:
"
Asyhadu an la ilaha illah, wa asyhadu anna muhammadan rasulullah."

Ia senantiasa mengulanginya, hingga Ia pun tenggelam.

Air mata Salim 'tak terbendung.
Ia berdo'a:
"
Aku berharap semoga Allah mempersatukan kita di Akhirat di dalam JannahNya yang penuh ni'mat!.[1]


Hijabku,
Yang kurindukan, dikala terabaikan.
Bayang kesetiaanmu begitu sejati,
temani jalan hidup ini,
'tuk lindungi harga diri.

Dengan erat engkau pun kudekap,
Kupegang walau nyawa meregang,

Dengan lemah jemari ini,
kuhadapi tiap badai menghampiri,
Sebab kuyakini,
Meski nurani terbebani,
Menjagamu adalah jihaadi
meniti kemuliaan menanti.
Subhanallah…Yang telah memberi taufiq di saat tersulit.
Yang menjaga kesucian hingga penghujung nafas terakhir.

Lalu dimanakah 'hijab' dari mereka yang mengklaim diri wanita muslimah!,
Semudah itukah mereka menanggalkannya, lalu menawarkan kehormatan dan kesucian dengan harga yang demikian murah ditengah kaum lelaki non mahram tanpa sedikit pun rasa malu dan takut kepada Allah Yang selalu mengawasi!.

Sebegitu jauhnyakah kata "mati" dari benak, hingga maksiat pun terlalu nikmat menghapus rasa berdosa, padahal ia selalu mengintai setiap saat.

Lalu apakah yang menghalangi untuk berhijab!?, adakah mereka terintimidasi, terancam, atau nyawa mereka akan melayang jika mereka berhijab?!, sebagaimana perjuangan kaum muslimah di barat dan di beberapa negeri kaum muslimin yang terjajah untuk menjaga hijabnya!, di palestina, di Bosnia, di Cechnya dsb?.

Atau mungkinkah telah sirna rasa malu!, sebagai permata terindah kaum hawa, terkikis tulah terlalu dalamnya menyelami pergaulan bebas, tanpa batas.

Ya Allahu ya Rabbi!,
tanamkanlah kecintaan "hijab" di hati mereka!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Read more: http://monozcore.blogspot.com/2011/08/blog-widget-burung-terbang-twitter.html#ixzz1fHo4xEHs